Oleh: Abhotneo Naibaho
Perhelatan olahraga Asian Games 2018 adalah sebuah kesempatan yang teramat positif bagi kita rakyat Indonesia. Sebuah kesempatan untuk memperlihatkan kepada dunia internasional akan Indonesia, mulai dari budaya, kuliner, alam dan banyak hal lainnya.
Kita patut berbangga sekaligus bersyukur atas sebuah momentum besar ini bisa terlaksana. Tentu di balik semua ini ada upaya dan kerja keras dari orang-orang baik yang gigih untuk mendapatkan kesempatan baik ini. Sebut saja salah satunya, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok ketika ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ketika itu memperjuangkan agar RI sebagai tuan rumah Asian Games di tahun 2018.
Sedari awal sejak Opening Ceremony Asian Games 2018 banyak hal yang spektakuler dan menakjubkan dipertunjukkan bagi kita masyarakat Indonesia oleh Panitia Pelaksana dan kita apresiasi akan itu. Namun, tidak sedikit juga ada orang atau kelompok yang kerap mengkritisi bahkan nyinyir dengan 'kebolehan' negara kita tersebut.
Di tengah suasana dan tensi politik yang cukup memanas hingga sekarang ini, yang juga bertepatan dengan 'Tahun Politik' menjelang Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019, perhatian masyarakat tidak semua tertuju dengan perhelatan olahraga tersebut. Magnet dunia politik lebih banyak menggoda bagi sebagian besar masyarakat.
Pemerintah kita menargetkan bahwa paling tidak kita bisa masuk 10 besar dengan perolehan 16 Medali Emas sudah cukup baik. Sebuah target yang tidak muluk muluk. Nyatanya? Hingga kemarin kita telah memperoleh 22 Medali Emas dengan urutan ke 4 setelah China, Jepang dan Korea baru kemudian negara kita.
Pencapaian tersebut belum sepenuhnya kita masyarakat Indonesia merespon dengan positif. Bahkan, masih ada saja pihak yang mengatakan bahwa pencapaian tersebut tidak realistis, padahal ketika ia menjabat tidak banyak kemajuan yang ia telah perbuat bagi kemajuan bangsanya.
Mari kita sudahi dagelan dagelan politik kita yang tidak membangun! Sadarkah kita bahwa para atlit kita butuh support dan dukungan kita masyarakat. Tak perlu doa yang mendalam, hanya dengan respon positif saja, itu sudah jauh lebih baik ketimbang kita kerap nyinyir tanpa pernah mencoba memberi solusi.
Jika Indonesia bisa pada peringkat ke 4, bukankah semestinya kita harus bersukacita? Jika Indonesia mendunia masihkah kita abai akan prestasi anak bangsa yang cukup membanggakan? Mari kita beri apresiasi yang setinggi-tingginya. Karena ketika Indonesia mendunia adalah merupakan sukacita kita bersama sebagai investasi kemajuan bangsa ke depannya.
Salam olahraga! Indonesia Mendunia.
0 Komentar